Senin, 25 April 2011

Masalah Sampah Sungai

Musim hujan tiba, bayang-bayang datangnya banjir ada di depan mata. Dan masyarakat sudah bersiap-siap menghadapi banjir karena sudah menjadi agenda rutin. Berbagai upaya untuk mengantisipasi sudah dilakukan. Tapi hingga saat ini belum menunjukkan hasil. Masih adakah upaya lainnya?
Seringkali banjir di Jakarta yang disalahkan adalah banjir ”kiriman” dari Bogor. Salah satu penyebab adalah banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, terutama sampah yang terapung. “Berdasarkan data dari dinas kebersihan, paling banyak adalah sampah terapung, terutama plastik. Dan kami diminta mendesain peralatan penanganan sampah sungai, terutama untuk sampah yang terapungnya,” terang Hendra Tjahjono, Program Manager Rancang Bangun Peralatan Pembersih Sungai, Pusat Teknologi Lingkungan BPPT.
Dengan bantuan beberapa orang, dibuatlah suatu desain peralatan penanganan sampah sungai yang lebih terintegrasi dari yang sudah ada sebelumnya. Untuk mengatasi sampah yang terapung, dibuat suatu system pengarah apung menggunakan pipa apung, dimana sampah dengan bantuan aliran sungai, masuk ke pipa apung. “Sampah yang masuk ke pipa apung tersebut kemudian di press di suatu alat khusus untuk dihilangkan airnya. Setelah itu, barulah hasil presnya bisa di olah kembali oleh perusahaan-perusahaan daur ulang plastik. Jadi sampah yang diangkat tadi tidak dibuang begitu saja seperti yang sudah-sudah” Ujar Joko Heru Martono, Kepala Tim Teknis Rancang Bangun Peralatan Pembersih Sungai, Pusat Teknologi Lingkungan BPPT.
Sistem pengarah apung tersebut menggunakan sebuah pipa yang dibuat sendiri dengan panjang antara 6 hingga 12 meter. Karena sifatnya yang terapung tapi setengah tenggelam, maka lumpur yang ada di dasar sungai tidak akan ikut terbawa. Sistem ini sifatnya sangat fleksibel. Apabila aliran sungai terlalu deras, permukaan air diatas normal, maka alat tersebut akan naik dan melepaskan sampah-sampah yang ada. Karena kalau tidak, pipa apung tersebut bisa terlepas.
Kendala
Semua peralatan tersebut masih bersifat prototype dan baru didesain untuk mengangkut sampah 1,2 ton per menit. Untuk mewujudkan itu semua ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan lokasi area sungai yang luas untuk menempatkan alat tersebut. Tidak sekedar pipanya saja, tapi juga ada alat lainnya berupa system pengangkatan sampah otomatis, system pengolah sampah awal dan system monitoring serta kontrol. “Menjalankan peralatan tersebut harus terintegrasi karena semuanya di kontrol di satu pusat kendali. Senantiasa harus memperhatikan kecepatan airnya dan sampah yang masuk ke dalam pipa apung jangan sampah yang besar-besar.” ujar Joko.
Umumnya seperti mesin-mesin lain, alat ini juga membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit untuk menggerakkannya. “Untuk semua peralatannya, kita membutuhkan listrik sebesar 10 kilowatt. Dan yang perlu dipikirkan untuk mendapatkan listrik sebesar itu darimana. Alternative lain kita menggunakan diesel, tapi tentu saja biaya yang dikeluarkan akan lebih besar lagi,”tutur Hendra kepada TEKNOPRENEUR.
Ide yang baru tercetus tahun 2007 ini belum dilakukan uji coba. Kendala lain untuk uji coba adalah masalah perizinan. Karena untuk masalah sungai saja dikelola oleh beberapa instansi pemerintah seperti Departemen Pekerjaan Umum dan Pemda setempat. Jadi untuk menerapkan peralatan ini harus diperlukan beberapa izin dengan beberapa peraturan yang berbeda. Dan itu semua memakan waktu lama jika tidak ada kerjasama yang baik dari berbagai pihak.
Peralatan ini masih dalam tahap pengembangan tapi jika ada Pemda yang berminat
untuk mencobanya di persilahkan, pihak BPPT sendiri sudah siap. Syarat yang harus dipenuhi yaitu sungai harus luas minimal 12 meter, aliran airnya deras, jika musim kemarau airnya tidak mengering.

Potensi

Karena semua peralatannya di desain dan dibuat sendiri, maka biayanya tidak terlalu besar. “Berdasarkan perhitungan luas sungai 12 meter, total biayanya sekitar 1 – 1,5 milyar rupiah. Itu sudah termasuk biaya pembuatan dan pemasangan alatnya,” terang Hendra. Jika ada perusahaan yang berminat untuk bekerjasama memanfaatkan teknologi ini dipersilahkan. Selain membantu mengatasi banjir, sampah yang di dapatkan pun berpotensi untuk menghasilkan kembali. Volume sampah yang demikian besar dapat dimanfaatkan setelah dipres dihilangkan airnya untuk dijadikan biogas atau di daur ulang plastiknya.
“Tahun 2009 kita berencana kerjasama dengan Pemda DKI dan Departemen Pekerjaan Umum untuk minta lokasi diterapkannya alat ini. Mengingat saat ini sudah musim hujan, dan ketinggian air di sungai juga sudah mulai meningkat, diharapkan alat ini dapat bekerja baik untuk membantu mencegah banjir,”harap Joko lagi.
Alat tersebut sangat berguna sekali jika diterapkan di daerah-daerah yang mempunyai sungai lebar seperti di Kalimantan dan Sumatera. Saat ini hanya perlu sosialisasi lebih lanjut lagi untuk memperkenalkan alat tersebut di Pemda setempat. Masalah sampah sungai teratasi, banjir bisa diminimalisir dan sampahnya pun bermanfaat.

Minggu, 24 April 2011

Penghijauan Kembali Hutan Mangrove di Segara Anakan

CILACAP, (PRLM).- Kawasan mangrove di Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah, dihijaukan dengan 10.000 bibit. Kawasan mangrove terlengkap di Tanah Air kini hanya menyisakan tonggak bekas tebangan dan semak-semak seluas 8.359 hektar.
Penghijauan diprioritaskan di lahan-lahan milik penduduk di Grumbul Mangun Jaya dan Lempong Pucung, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Minggu (13/12). Bantuan bibit sebanyak 10.000 untuk lahan seluas 1 hektar, merupakan bantuan dari Pertamina Unit Pengolahan (UP) IV Cilacap. Penanaman melibatkan Kantor Pengelolaan Pemberdayaan Segara Anakan (KPPSA) Cilacap dan pecinta alam.
Kepala Kantor Pengelolaan Pemberdayaan Segara Anakan Supriyanto mengatakan, penghijauan diharapkan bisa memulihkan kondisi hutan mangrove seluas 8.359 hektar. "Persoalan yang dihadapi kawasan mangrove terlengkap dari segi jenis tanaman kondisinya merana, rusak parah akibat pembabatan hutan oleh warga setempat," jelasnya.
Terlengkap karena di kawasan tersebut pernah tumbuh 26 jenis mangrove dengan kualitas tanaman yang cukup baik. Tekanan penduduk sedemikian besar terhadap kawasan laguna menyebabkan tingkat kerusakan yang cukup parah.
Selain itu kerusakan juga karena dipicu oleh beberapa persoalan yang hingga kini belum bisa teratasi seperti status hukum tanah timbul di Segara, masalah kepemilikan lahan tidak jelas, sengkete kepemilikan lahan dan perambahan serta alih fungsi hutan menjadi pertanian.
Sementara Kurdi Susanto dari Hubungan Masyarakat Pertamina UP IV Cilacap mengatakan, kegiatan penanaman yang mengambil tema "Save The Mangrove Now!!!" merupakan bentuk komitmen Pertamina terhadap lingkungan
Menurut dia, komitmen ini dapat dilihat dari penghargaan yang telah diraih Pertamina RU IV seperti ISO 14.001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan serta Proper Hijau untuk kedua kali.
"Lingkungan di Segara Anakan harus dapat dilestarikan, mari kita jaga bersama kelestarian hutan mangrove ini agar jangan sampai rusak karena ini merupakan investasi bagi diri dan lingkungan kita," tandasnya. (A-99/das)*** sumber

Reklamasi dan Penghijauan Kembali

PTFI mempunyai komitmen untuk melakukan reklamasi maupun penghijauan kembali (revegetasi) lahan terganggu ketika tidak lagi digunakan untuk kegiatan pertambangan. Kami telah melakukan penelitian ilmiah dan program reklamasi bertahun-tahun di kawasan dataran tinggi maupun dataran rendah di dalam wilayah proyek untuk menghasilkan data handal terkait beberapa opsi reklamasi lahan.
Dataran Tinggi
Ekosistem dataran tinggi dibentuk oleh kondisi-kondisi ekstrim lingkungan termasuk suhu malam hari yang sangat rendah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi pada siang hari disertai masa fotosintesa pendek, kabut tebal, curah hujan tinggi, dan tanah yang miskin nutrisi. Tanaman yang tumbuh di daerah tersebut sifatnya sangat khusus karena harus bertahan untuk hidup pada kondisi sulit tersebut. Sejumlah besar spesies tersebut termasuk rumput-rumputan asli dan beberapa spesies rhododendron dan lumut ditemukan cocok untuk reklamasi lahan timbunan overburden.
Kami memantau kinerja dari berbagai tehnik penanaman dan memodifikasi program untuk meningkatkan keberhasilan jangka panjang. Selama 2008, lebih dari 50 hektar lahan terganggu pada kawasan tambang di dataran tinggi telah dihijaukan kembali sebagai bagian dari program reklamasi jangka panjang.

Dataran Rendah
Kajian kami terhadap reklamasi sirsat dan pembuatan lahan percontohan di atas endapan sirsat membuktikan bahwa sirsat tidak beracun bagi tanaman hutan asli dan tanaman pertanian. Kajian-kajian tersebut juga menghasilkan data penting tentang rentang jumlah spesies tanaman yang dapat tumbuh subur di atas media sirsat.
Daerah sirsat cocok untuk ditanami berbagai tanaman pertanian apabila sirsat ditingkatkan dengan karbon organik. Tujuan program reklamasi dan penghijauan kembali PTFI di daerah dataran rendah adalah untuk memperagakan cara-cara berkelanjutan guna mengalihfungsikan endapan sirsat menjadi lahan bermanfaat yang produktif, atau mengembalikannya manjadi lahan yang ditumbuhi tanaman asli, ketika kegiatan pertambangan telah usai.
Hingga akhir 2008 lebih dari 160 spesies tanaman berhasil tumbuh di atas tanah yang mengandung sirsat. Hal ini termasuk tanaman penutup jenis kacang-kacangan (legume) untuk pakan ternak; jenis pohon asli seperti casuarina, matoa, kayu putih (eucalyptus) dan kelapa; tanaman pertanian seperti nanas, melon, tebu, sagu dan pisang; serta sayur-mayur dan tanaman biji-bijian seperti cabai, ketimun, tomat, padi, jagung, kacang dan labu. Strategi reklamasi sirsat lain adalah membiarkan terjadinya suksesi ekologi alami (pertumbuhan spesies asli secara alami) pada kawasan yang telah ditentukan. Sebuah proyek penelitian independen tentang suksesi alami tanaman di atas daerah pengendapan menemukan bahwa dalam kurun waktu hanya beberapa tahun, lebih dari 500 spesies tanaman berhasil melakukan kolonisasi dan tumbuh dengan baik.
Pada Juli 2008 Menteri Lingkungan Hidup menerbitkan Surat Keputusan (SK) khusus tentang pengelolaan pengendapan sirsat didalam wilayah proyek PTFI. SK tersebut memberi batasan jumlah sirsat dan sedimen alami yang boleh lolos melalui daerah sirsat kedalam estuaria atau lautan. PTFI tengah menanggulangi permasalahan tersebut sejak sepuluh tahun terakhir melalui berbagai program teknik dan biologi.
Lahan baru yang terbentuk di dalam estuaria dari sirsat dan sedimen alami yang lolos telah mengalami kolonisasi bakau tanpa bantuan. Selama beberapa tahun terakhir, puluhan spesies bakau, kepiting, udang, siput, kerang, ikan dan cacing laut telah diidentifikasi pada lahan-lahan yang baru terbentuk tersebut. Guna mempercepat proses suksesi primer pada lahan yang baru terbentuk tersebut, PTFI menanam ratusan pohon bakau di kawasan tersebut seraya mempekerjakan warga Kamoro yang merupakan masyarakat tradisional daerah dataran rendah. Pemantauan terhadap proyek tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan dan kehidupan bibit yang ditanam tersebut menyerupai laju yang dilaporkan untuk program kolonisasi di seluruh dunia sebagaimana dijelaskan dalam berbagai karya ilmiah.


Selasa, 05 April 2011

Keunggulan dan kelemahan sistem operasi ( Ms windows, ms dos, dan linux)



MS WINDOWS


1. Keungulan Windows

  Seperti yang telah disebutkan, Windows adalah sistem operasi yang user-friendly.
  Tampilannya begitu bersahabat bagi para pengguna. Selain itu, dukungan hardware yang
  lengkap, banyaknya aplikasi yang diperuntukkan bagi platform Windows
  semakin melengkapi nilai tambahnya.
2.  Kekurangan Windows
  Windows juga memiliki sisi kurang yang cukup mencolok. Sistem operasi
  ini adalah sistem operasi yang rentan akan penyakit. Windows mudah
  sekali tertular virus. Namun, masalah ini dapat diatasi dengan adanya
  vendor-vendor software
  yang merilis antivirus bagi Windows. Sebut saja Norton dan AVG. Meski
  demikian, perkembangan virus komputer terus berlanjut layaknya
  virus-virus di dunia nyata. Mereka semakin banyak dan ganas. Siap kapan
  saja menginfeksi komputer Windows.

MS DOS
Kekurangan Ms DOS :
  1. DOS ngga GUI jadi otomatis lebih ribet, karena pakai Command Line Interface
  2. Windows yang sekarang (NT Tech) tidak begitu kompatibel dengan program DOS, sebagai buktinya, kalo agan jalanin program DOS tanpa lewat CMD, langsung ditutup sama Windowsnya

Keunggulan program DOS :
  1. DOS menampilkan program yang lebih "realistis" dibandingkan windows karena beberapa command dari windows itu sendiri mengadaptasi dari DOS (misalkan command virus untuk menyembunyikan attribut)

LINUX

Kelebihan Linux:
·         Linux merupakan sistem operasi bebas dan terbuka (open source). Sehingga tidak perlu biaya lisensi untuk membeli atau menggunakan Linux, gratis.
·         Linux mudah digunakan. Dulu, Linux dikatakan merupakan sistem operasi yang sulit dan hanya dikhususkan untuk para hacker karena masih berbasis teks (DOS). Namun, kini Linux mudah digunakan hampir semudah menggunakan Windows, bahkan masalah style pun, Linux lebih baik dari Windows 7.
·         Hampir semua aplikasi yang terdapat di Windows, telah terdapat alternatifnya di Linux karena banyak komunitas-komunitas pengembangnya, semisal sourceforge.net. , atau bila terpaksa kita bisa menjalankan software untuk Windows di Linux dengan bantuan emulator seperti Wine sehingga file .exe dan .msi dapat dijalankan.
·         Keamanan. Hampir semua pengguna Windows pasti pernah terkena virus, spyware, trojan, adware,dsb. Hal ini, hampir tidak terjadi pada Linux. Linux sejak awal didesain multi-user, sehingga bila virus menjangkiti user tertentu, akan sangat sangat sulit menjangkiti dan menyebar ke user yang lain. Beberapa orang berpendapat bahwa Linux lebih aman karena jumlah penggunanya lebih sedikit dibanding Windows, namun anggapan itu tidaklah tepat.
·         Linux relatif stabil. Komputer yang dijalankan di atas sistem operasi UNIX sangat dikenal stabil berjalan tanpa henti. Linux, yang merupakan varian dari UNIX, juga mewarisi kestabilan ini. Jarang ditemui, komputer yang tiba-tiba hang dan harus menekan tombol Ctrl-Alt-Del atau Restart untuk mengakhiri kejadian tersebut.
·         Linux mempunyai kompatibilitas ke belakang yang lebih baik (better backward-compatibilty).Perangkat keras yang telah berusia lama, masih sangat berguna dan dapat dijalankan dengan baik di atas Linux. Selain itu, tidak pernah ditemui dokumen-dokumen yang lebih baru tidak dapat dibaca pada Linux versi yang lebih lama. Pada Windows, kita seakan dituntut untuk terus mengikuti perkembangan perangkat keras, seperti kasus file .docx (Word 2007-2010) yang tidak bisa dibuka dengan Microsoft Word 2003 atau versi dibawahnya.
·         Dukungan komunitas yang beragam dan menyebar di seluruh dunia.
·         Linux selain gratis untuk digunakan, gratis pula untuk dimodifikasi dan didistribusikan ulang. Bahkan kita dapat mengembangkan distro kita sendiri.
·         Beragam pilihan. Hal ini bisa menjadi kelebihan maupun kekurangan. Banyak distro bermunculan, contoh yang populer seperti Ubuntu, Debian, RedHat, openSuSe, Fedora, Mandriva (Mandrake), dsb. Keanekaragaman ini memberi kita banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan masing-masing, namun di satu sisi hal ini juga akan membingungkan calon pengguna Linux. Lihat chart distribusi Linux dihttp://distrowatch.com untuk mengetahui rangking distro-distro Linux.
·         Linux membutuhkan resource yang lebih kecil dari Windows, sehingga cocok untuk komputer dengan spesifikasi minimal. Selain itu hampir semua distro populer menyediakan versi 32 bit maupun 64 bit.
·         Linux dapat berjalan dalam dua mode, modus teks dan modus GUI namun pada umumnya modus teks (terminal) ini lah yang menjadi kekuatan Linux. Modus GUI sendiri memiliki banyak pilhan desktop environment-nya seperti KDE, Gnome, BlackBox, XFCE.


Kekurangan Linux:
·         Banyak pengguna yang belum terbiasa dengan Linux dan masih ‘Windows minded’, takut untuk beralih dari Windows.
·         Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux. Untuk mencari daftar perangkat keras yang didukung pada Linux, kita dapat melihatnya di Linux-Drivers.orgatau LinuxHardware.org.
·         Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Linux, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu package yang dibutuhkan beserta dependencies-nya.
·         Bagi administrator sistem yang belum terbiasa dengan Unix-like (seperti Linux), maka mau tidak mau harus mempelajari hal ini. Sehingga syarat untuk menjadi administrator adalah manusia yang suka belajar hal-hal baru dan terus-menerus belajar.
·         Aplikasi-aplikasi di Linux belum seampuh aplikasi di Windows.
·         Struktur direktori dan hak-akses yang membingungkan bagi yang sudah terbiasa dengan Windows dan belum mengenal UNIX/Linux sama sekali.

oke segitu ajj nam klo mw copas tolong kase sumbernya donk ikut kode etik blogging ok salam namaste.....